Sabtu, 12 Juni 2010

Cerpen Sunset Terakhir

Setiap jam 6 sore,aku dan Luna,sahabatku,akan pergi ke Pantai Losari.Sudah menjadi kebiasaanku bersama Luna.Menyaksikan Sunset bersama-sama sambil Curhat Dari Hati ke Hati.Luna memang Sahabatku sejak aku masih TK.Ia anak yang baik,sederhana,tidak mau menyusahkan orang lain dan penyabar.Tidak heran,banyak temanku yang lain IRI denganku dan Luna.Memang,aku dan Luna sudah seperti Saudara Kembar.Tapi,itu dulu.Sebelum Peristiwa manyakitkan itu terjadi.Ya,Setahun yang Lalu Luna pergi meninggalkan aku selamanya.Karna Penyakit Types Stadium 4 yang sudah lama dideritanya.Namun,aku baru tahu setelah Luna sudah Pergi Meninggalkan aku selamanya.Dulu,Luna mengenalkan aku dengan Widi.Cowok Ganteng dan Tinggi Plus Segudang Prestasi.Akhirnya,benih-benih Cinta mulai tumbuh diantara aku dan Widi.Hubunganku dan Widi,berjalan dengan sngat lancar.Pada saat itu juga,aku mulai bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup terkenal.Mungkin,karna sudah ada Widi yang menemani aku dan pekerjaan yang menjamin,aku jadi sibuk dan mulai jarang bertemu dengan Luna.Walau begitu,Luna selalu berusaha menghubungi ku dan menghampiriku di Rumah.Aku tau aku memang sangat Egois.Setelah sukses,aku melupakan Luna.Itulah yang sangat aku sesalkan sampai sekarang.Kebiasaan menyaksikan Sunset bersama Luna pun,sudah sangat jarang kami lakukan.HPku berdering.Aku pun mengangkatnya."Halo"sapaku."Halo.Ini Luna"jawab Luna."Ada apa,Luna?","Aku mau ngajak kamu nonton Sunset lagi sebentar.Kamu bisa,kan?Aku Mohon!".Aku sempat terdiam.Karna aku tahu,aku lagi sibuk sekali.Waktu Tidurku pun,sangat sedikit.Apalagi,untuk Nonton Sunset seperti itu.Akhirnya aku menjawab,"Maaf,Lun.Aku nggak bisa.Aku Lagi sibuk.Sudah dulu ya,Bye","hufftt..Baiklah.."Luna terdengar pasrah waktu itu.Ada rasa sesal sedikit waktu itu.Hpku kembali berdering."Halo"sapaku kembali,"Halo,Deb.Ini Widi"jawabnya,"Iya,Wid.Kenapa?","Aku mau ngajak kamu Dinner entar sore di Kafe yg biasa.Kamu harus bisa!Titik!Bye.Aku tunggu!",Mau tidak mau,aku harus menuruti kemauannya.Kadang-kadang,aku merasa Tega.Waktu Luna mengajakku,aku menolaknya.Giliran Widi,aku justru mau walaupun terpaksa.Padahal,Luna lebih tau diriku dari A-Z dan selalu mendampingiku sampai sekarang.Debby,kamu memang Jahat.Waktu menunjukkan jam 5.45 sore.Aku dan Widi sudah selesai Dinner."Mau aku antar,Deb?''tanyanya,"enggak usah,deh."jawabku menggeleng."tapi,kalau kamu tunggu Pak Jojo (Supirku),akan lebih lama"ia berusaha membujukku."Enggak usah,Wid!"nada suaraku mulai meninggi.Namun,tidak lama kemudian,aku merasakan sesuatu yang aneh dan nggak enak.Sepertinya,terjadi sesuatu yang buruk.Aku nggak tau kenapa.Sesaat setelah aku merasakan firasat buruk itu,HPku berdering."Debby,ini aku Luna.Kalau kamu memang nggak berubah,aku harap,sekarang juga,kamu menyempatkan diri kamu menyaksikan Sunset bersamaku.Aku tunggu"Belum sempat aku menjawab,Luna sudah mematikan teleponnya.Akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawaran Widi.Tapi,aku meminta dia mengantarku ke Pantai Losari untuk mengikuti keinginan Luna.Setiba di sana,aku melihat seorang Gadis Berambut Sebahu memakai Baju Kaos Hijau dengan Celana Jeans Skinny Hitam sedang duduk termenung menghayati Sunset itu.Memang,ketika aku tiba di Pantai Losari pertama kali,aku merasa Damai dan Sejuk pertama kali melihat Sunset yang sudah tidak pernah aku saksikan lagi semenjak aku sudah bekerja.Aku merasa Sangat Kangen dengan suasana itu.Aku memanggil Luna."Luna!"teriakku.Luna pun berbalik.Namun,bukan wajah Ceria dan Anggun Luna seperti dulu,melainkan,wajah Pucat Pasi dan tiada senyuman yang aku lihat dari wajahnya.Sempat aku heran.Aku pun duduk di samping Luna."huft..Luna,sudah lama aku tidak menyaksikan Sunset ini bareng kamu.."Ujarku memandang setiap sisi Matahari terbenam itu.Luna sempat terdiam."Justru,setiap hari,aku selalu menyempatkan diri untuk kesini.Walaupun,tanpa kamu.Karna aku tau,kamu bukan Debby yang kukenal dulu"Ketika mendengar ucapan Luna,rasanya seluruh tubuhku Lemas.Aku sempat memejamkan mata.Tidak terasa,Air mata mulai mengalir di pipiku.Pantaslah,Luna berkata itu terhadapku.Karna memang,aku sendiri sering memikirkan diriku sebagai ORANG YANG JAHAT terhadap Luna.Aku bukan Sahabt yang Baik buatnya."Maafkan aku,Lun..."ucapku sambil menangis terisak."Gak ada yang perlu dimaafkan,karna,nggak ada yang salah disini.Hanya saja....Kamu sudah Berubah"Lagi-lagi,tangisanku semakin keras.Keadaan sempat hening dan mengharukan.Sempat aku berbalik menatap Luna.Wajahnya semakin PUCAT.Ia seperti habis Membeku di dalam Kulkas.Apalagi matanya yang berkaca-kaca.Aku sempat khawatir.Mengapa Wajah Luna semakin Pucat saja??."Luna,wajah kamu kenapa?"aku memberanikan diri bertanya.Ia hanya diam seribu bahasa.Tiba-tiba,tanpa aku sangka sama sekali,Luna terlihat Lemas dan terjatuh di Pundakku.Kupegang tangannya.Astaga,Tangannya DINGIN SEKALI seperti Es Batu yang membeku.Aku menggoncangkan tubuhnya.Tidak ada reaksi sama sekali.Aku Panik.Akhirnya,aku berteriak minta tolong.Luna pun dibawa di Rumah Sakit.Orangtuanya datang dengan Panik dan Sedih."Tante,Luna kenapa??"tanyaku."kamu tidak tau,Debby??"tanya balik Tante Mutia (Mama Luna).Aku menggelengkan kepala."Luna...."belum sempat Tante Mutia melanjutkan ucapannya,Dokter sudah keluar dengan ngos-ngosan dan berkeringat."Bagaimana,Dok??Apakah Luna masih bisa diselamatkan??"Tanya Tante Mutia dengan beribu tanya.Dokter itu memandangi aku,Tante dan Om (Papa Luna).Lalu,sempat berbalik ke Ruang UGD."Maaf Dik,Pak,Bu.Saya dan Tim sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi,Tuhan berkehendak lain.Luna....Sudah dipanggil yang diatas"ucapan dokter barusan,membuat aku dan Orang tua Luna SYOK BERAT.Bahkan,Tante Mutia pingsan tak berdaya.Ucapan Dokter barusan,membuatku Lemas Tak Berkutik.Jantungku terasa mau copot.Air Mata yang Deras menghujani Pipiku.Aku betul-betul tidak menyangka.Akhirnya,aku bertanya pada Papa Luna,apa yang menyebabkan Luna jadi begini."Luna....Sudah lama mengidap Penyakit TYPES STADIUM 4.."Begitulah Jawaban Papa Luna,yang membuatku semakin tak berkutik sama sekali.Rasanya,Dunia sudah kiamat.Keesokannya,Luna pun dimakamkan.Aku terus menerus menangisi peristiwa ini."Ya Tuhan....Mengapa aku sejahat ini padanya...??? Aku....Gak pernah menyangka sama sekali...kalau kemarin itu,Sunset Terakhirku bersamanya..."Batinku sambil terus menangis terisak penuh penyesalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar