"Ada apa lo minta ketemuan?",kataku to the point,ketika Aray datang menghampiri ku yang sedang duduk di sebuah kafe yang tidak jauh dari lingkungan kost-kostan,alias kampusku tercinta. Ya,aku ngekost,karena aku kuliah di luar kota dan rumah ku di Jakarta. "Ada yang perlu gue bicarain sama lo,Ga!",Aray duduk didepanku. "Tapi jangan disini,cari tempat lain aja yuk?",katanya lagi. Aku menoleh ke kanan-kiri,depan-belakang. "Emangnya kenapa kalau disini?",kataku cuek sambil terus makan cemilan yang aku pesan saat menunggunya. ''Ya kurang privacy aja,Ga...",katanya singkat. Aku diam,merasa ada yang aneh,ada apa sebenarnya dengan cowok dihadapanku ini? "Udahlah,males gue kemana-mana,nggak rame juga kok,cepetan...ada apa sih?",kata ku tidak sabaran. "Gue mau bicara tentang hati!",katanya. "Hati?siapa Hati?",kataku. Yang ada dipikiranku saat itu,Hati adalah nama orang. "Hati gue,bukan Hati nama orang,Ga...",Aray mulai geregetan melihat tingkahku yang acuh tak acuh. "Ooohhh...hehehe...",kataku terkekeh. "Emang hati lo kenapa?",kataku cuek,benar-benar bukan berarti aku bego,atau pura-pura bego,tapi aku memang tidak peduli sama sekali. "Udah lama gue pengen ngomong ini sama lo,tai karena kita baru akrab,yaa...gue rasa baru kali ini waktu yang tepat...",katanya diam sejenak.. "Hmm...teruuss??",kataku menunggu kata-katanya lagi. "Gue suka sama lo Ga!",katanya tegas. Aku hanya diam,bingung mau bicara apa. "Emm...",aku garuk-garuk kepala cari jawaban. "Lo serius?",kata ku,yah,cuma itu kataku. "Iya,gue serius Ga,nggak tahu apa yang bikin gue suka sama lo yang cuek banget dan tomboy,tapi,ya ini perasaan gue,gue suka sama lo,dan gue pengen lo jadi pacar gue,lo maukan?",katanya. Aku diam sejenak,memikirkan jawaban yang terbaik. dalam hati ku 'nggak usah ditegasin juga kali kalau gue orangnya cuek dan tomboy?please dyh...' "Mmm...sebelumnya gw terima kasih lo udah suka yah sama gue?tapi,gue nggak bisa jawab sekarang...gue butuh waktu...",kata gue melihat wajahnya,aku akui,dia memang tidak jelek,bahkan banyak cewek-cewek dikampus naksir sama Aray,secara dia anak UKM seni gitu... "Kenapa nggak lo jawab aja sekarang?gue butuh jawaban lo sekarang...apa lo nggak percaya sama gue?",katanya mulai curiga. "Loh loh loh...bukan gitu maksud gue,gue nggak bisa jawab sekarang aja,gw bener-bener butuh waktu Ray,gue nggak mau gegabah atas jawaban yang gue ambil hari ini,dan nantinya takut nggak baik buat kita...",kata gue menjelaskan sebisanya. "Lo harus ngerti,ini bukan main-main lagi,kita udah dewasa,gue rasa lo ngertikan?",kata aku lagi menjelaskan. "Sampai kapan gue harus nunggu,jangan lama-lama ya?",katanya. "Gue nggak bisa pastiin berapa lama,dan gue nggak tahu?tapi,gue nggak inta lo nunggu gue...",kata ku tegas. Kami berdiam sesaat. "Ya udah,kalau gitu,gue pulang duluan ya?bye Ray.",kata aku lalu pergi meninggalkannya. "Gue anterin ya?',cegahnya. "Nggak usah Ray...makasih,gue bisa sendiri kok..deket dari sini,ya kan?",kataku tersenyum padanya. Aku berjalan meninggalkan cafe itu. *** Sudah sekitar 3 minggu setelah Aray menyatakan perasaannya waktu itu,kami masih saling bertegur sapa ddan juga jalan dan berkumpul dengan teman-teman yang lain. Ya,karena kami satu organisasi di UKM seni dan juga BEM. Komunikasi diantara kami baik-baik saja,seseklai Aray menghubungiku sekedar basa-basi,atau berbicara hal-hal yang tidak penting. "Lo udah kasih jawaban sama Aray?",tanya Cecil disela-sela mata kuliah kosong,dikantin siang itu,ia teman yang juga sering berkumpul bersama kami,aku memang dekat dengannya. "Belom...",jawabku singkat. "Lo serius belum jawab sama sekali?kenapa?lo nggak suka sama dia,atau cuma nguji aja?",kata Cecil,pertanyaannya cukup membuatku "tersenggol" atau tersindir. Aku diam dan menatap Cecil. "Gue punya pertimbangan kenapa gue ngelakuin ini,lo pasti tahu apa yang lagi gue pikirin...dan gue nggak perlu bilang juga sama lo kan?",kataku tegas, dan melanjutkan makan cemilan didepanku. "Yaahh..terserah lo deyh Ga...lo yang tahu mana yang terbaik dan yang nggak buat lo,ya kan?gue dukung dyh apa yang jadi pilihan lo.",kata Cecil menyerah mendesakku. "Gitu dongg...jadi sahabat yang baik,ya harus saling mendukung,ya kan?",kata ku menyenggol badannya yang langsing itu,cukup membuatnya hampir jatuh. "Aduh!sadar dong woy,tenaga kuli gitu...dasar bencong..",ledeknya. "Resek!cewek tulen ini...",kataku terkekeh. *** "Aduuhhh...ngapain sih lo berdua ngajak-ngajak gue buat pergi?ke Mall lagi,kalau nggak penting dan nggak jelas nggak usah ajak-ajak gue akhh....",kata ku BT. Gimana nggak BT,hari minggu,hari dimana gue tidur di kostan,males-malesan,nonton dvd,makan cemilan,online,atau ngerjain tugas kampus,ini malah diajak ke Mall,dan nggak tahu ada urusan apa? "Bawel ya nenek lampir satu ini,kita lagi mau cari kado buat ultahnya si Meimei besok...",kata Cecil menjelaskan. "Yaudah,kenapa nggak lo berdua aja yang cari?kenapa ngajak gue?atau ajak si Aray,atau yang lain kek.",kata ku tetap BT,melihat Cecil dan Rino,teman sepermainan kami juga. "Kita tahu lo pasti jga belum beli kadonya kan?diem aja dyh,ntar kita makan enak,gue udah dapet kiriman nyh...hehehe...lagian si Aray lagi pergi sama temennya katanya",kata Rino membujukku. Sial! dia memang ahlinya membujuk orang,apa lagi soal makan,aku pasti tidak menolak. "Penjilat woooo...",kataku memukul lengan Rino. "Tapi mau kan?hahahaha...",kata Rino menjitak kepalaku. "Maulah,gretongan gituuu....hehehe...",kataku terkekeh senang. Cecil hanya tertawa melihat tingkah kami. Akhirnya kami mulai melajahi setiap toko,mulai dari toko baju,tas,sendal,pernak-pernik,toko buku,restoran (yang ini karena kita lapar,tenaga habis untuk keluar masuk setiap toko) "Akhhh...akhirnya dapet juga kan,capeeekk...",kataku memukul-mukul kakiku. "Iya,lumayanlah,moga aja Meimei suka sama hadiah dari kita,eehh...lapeeerrr nyh No...",kata Cecil memelas ke Rino. Saat itu kami duduk disebuah foodcourt,dan melihat sekitar,menimbang-nimbang akan makan apa. Tetapi tiba-tiba mataku tertuju pada satu sosok yang aku kenal,aku menegaskan lagi,karena mata ku memang sudah agak rabun,hehehe... "Lo liat apaan sih,Ga?"kata Rino mengikuti arah pandang ku ke sosok yang sedang aku pandangi. "Ituuu...Aray yah?",kata Cecil yang menebak duluan,dibanding terkaan ku dan juga Rino. "Jadi bener ya penglihatan gue itu Aray?",kata ku meminta penjelasan Cecil,dan Cecil mengangguk dan Rinopun juga. Yang aku lihat adalah,Aray sedang berjalan dengan cewek lain,dan cewek itu merangkul lengan Aray,mereka sedang melihat menu makanan di foodcourt tempat kami juga sedang duduk. "Udah biar...", "ARAY!!", panggil Rino kenceng,sebelum aku menyelesaikan kalimatku untuk bilang 'udah biarin aja...'Yang dipanggil pun celingak-celinguk,dan kahirnya menemukan kami yang duduk tidak jauh dari tempat Aray berdiri. Aku tidak melihat raut wajahnya,dan aku tahu Cecil pun tahu apa yang aku pikirkan. "Hai,kok lo pada disini?",kata Aray saat menghampiri kami. Aku dan Cecil hanya diam dan tersenyum,dan cewek itupun tersenym dengan kami juga. "Cieee..ke pergok yah sama kita?punya pacar nggak bilang-bilang kita nyh..nggak dikenalin pula?",kata Rino meledek. "Sialan lo!Oh ya,kenalin ini Tika...",kata Aray mengenalkannya pada kami.Kami pun menyalaminya. "Pacarnya Aray ya?kenalin gue Mega,temen kampusnya...",kataku tersenyum. "Iya,salam kenal ya...",katanya tersenyum juga. Sekilas aku melihat wajah Aray,terlihat raut mukanya tidak enak. "Gabung aja lah sama kita,kita juga baru mau pesen makanan kok,ya nggak?",kata Rino semangat. "Semangat banget deh lo?",ledek Cecil mencairkan suasana,sambil matanya melirik padaku,dan akupun tersenyum,mengerti maksudnya. Akhirnya kami memesan makanan masing-masing dan duduk berbincang bersama,tapi entah kenapa,persaanku biasa saja... *** TOK TOK TOK... "Woiiii banguun wooyyy...udah siang,kebo banget sih lo?",pintu kamarku diketok-ketok dari luar,aku malas sekali bangun dari tempat empuk kesukaanku itu. "Akkhhhh..berisiikk banget sih akhhh..siapaa??"kataku menutup kuping dengan bantal. "Ini Ceciill,Megaa sayangg...ayo bangun akh,kepluk banget sih lo?udah jam 10 nyh..."katanya tetap menggedor-gedor pintu kostanku. Akhirnya dengan malas-malasan aku beranjak juga dari tempat tidurku. "Apa??!!",kataku kesal saat buka pintu. Cecil berdiri depan pintu smabil membawa sebungkus bubur ayam. "Bubur yah?buat gue kan?mauuu...",kataku ingin menariknya dari tangannya. "Eits,enak ajaa...hiysh,bau banget sih lo jadi cewek,sana mandi dulu,atau sikat gigi,baru gue kasih nyh buat lo!cepetan,gue tunggu di ruang tamu,ada Rino sama Aray juga.",katanya lalu berlalu. "Aray?"kataku bergumam. *** "Baik banget sih kamu Cecil bawain aku bubur pagi-pagi gini?tapi mau pada ngapain sih lo?",kataku sambil meyantap Bubur ditanganku. "Bangunin orang kepluk kayak lo lah,sekalian kita mau ngajak lo jalan lagi!"kata Rino semangat. "Jalan?lagi?kemanaaa..?males akh kalau nggak jelas,mendingan gue tidur dikostan..."kataku cuek. "Tidur mulu lo pikirin,gebrot lo lama-lama."Ledek Cecil "Yee...gue kan dibantu olah raga,emang elu?",kataku meledek balik.Aku kemudian melihat kearah Aray yang sedari tadi cengar-cengir melihat ocehan kami. "Kalau lo Ray?mau ngajak gue juga?bareng komplotan penjelajah nggak jelas ini?",kataku menegornya. Dia menoleh kearah ku,ingin mengatakan sesuatu tapi enggan. "Mmmm..No,anterin gue yuk bentaran ke depan.",kata Cecil tiba-tiba menyeret lengan Rino. "Hah?mau ngapain?sendiri aja sana...",kata Rino menolak. "Aaaaahhh..nggak maauuu..ayo udha ikut!",Cecil semakin kencang menarik Rino,akhirnya yang ditarik mau juga. Aku hanya melihatnya cuek,aku tahu Cecil sengaja meninggalkan kami,biar enak saling bicara. "Tuh,mereka udah pergi,ada yang mau diomonginkan?",kataku lagi to the point. "Lo emang selalu to the point yah?",ledek Aray,dia terdiam sejenak,dan aku juga menunggu dia bicara. "Gue nggak bisa terima lo,dan gue rasa lo tahu kan alesannya?",kataku duluan memulai. "Yaa...Gue minta maaf sama lo,gue udah jadian sama cewek lain,tanpa sepengetahuan lo...dan yang pasti,gw terlalu egois nggak mau nunggu jawaban dari lo."katanya "Gue tahu gue salah,seharusnya gue,mastiin sekali lagi,apa jawaban lo untuk gue?bukannya malah nunggu lo yang dateng ke gue...dan akhirnya gw terlalu pengecut,dan memilih ngelepas lo untuk orang lain." katanya lagi. Aku hanya diam mendengarkannya. "Terus,lo nyesel?",kata ku to the point lagi. Aray menatap ku,dan kau menatapnya dengan tegas. "Bukan maksud gue untuk nguji lo,minta lo kasih gue waktu untuk ngejawab,bukan berarti gue plin plan,tapi gue butuh pertimbangan,karena menurut gue,nggak sembarangan bilang suka atau cinta,kita bukan lagi anak SMP yang bilang suka lalu jadian,tapi gue butuh komitmen,dan itu nggak sembarangan.",kata ku tegas. "Gue tahu gue juga jahat sama lo,minta lo kasih gue waktu,tapi gue nggak kasih batas tenggangnya,tapi itu cara gue,gue mau kita bener-bener yakin sama perasaan kita,kalau ini bukan sekedar main-main,dan gue juga pernah bilang kan sama lo kalau gue nggak minta lo nunggu gue..."kataku panjang lebar. "Jadi gue rasa,kita emang cocok jadi teman aja,karena,kalau kita teman,pasti nggak akan putus,ya kan?dan gue seneng kok lo punya pacar,dia cantik,dan kayaknya sayang sama lo..." kata ku tersenyum dan menggenggam tangan Aray. Aray melihatku dan terseyum,meletakkan tangan kanannya diatas punggung tangan kananku. "Makasih ya Ga?gw bener-bener inta maaf,dan gue harap,lo bisa dapetin yang terbaik..."katanya mengelus rambutku. "Amieennn..makasih yaaa..hehehe"kataku "EHM,ada yang lagi suasana metal gini sih?melow total...",kata Rino tiba-tiba didepan kami. "Iri kan lo?"kata Aray meledek, "Nggak laku-laku gitu tuh,siri sama orang..."kata Aray lagi. "Sialan.....",Rino memukul pundak Aray. "Eh,jadi nggak sih kita pergi?gue mau dyh....berangkat yuk?!",kataku semangat. Rino,Cecil,dan Aray menatapku heran. "Kenapa sih?malah pada bengong lagi,ayoo berangkat...",kataku serru. "Eh,berangkat sih berangkat,muka lo tuh masih penuh danau kering,jijik juga gue jalan sama lo kucel begini?",kata Cecil mendorongku. "Mandi sanaa..."kata Rino. Aku tertawa dan cepat-cepat masuk untuk mandi. *** "Lamaaaa woooyyy Megaaaa....cepetan dong!",teriak Rino yang tidak sabaran. "Iya iyaaa..bawel dyh lo bencoonggg...",kataku meledek. Sambil memakai sepatu vans ku. "Berang-berang dimakan hiu,berangkat yuuukkkk....",kataku memantun jayus. Sambil melangkah keluar gerbang kost-kostan.Mereka bertiga mengikutiku sambil tertawa melihat tingkahku.Yah,aku rasa,memang tidak ada salahnya kita bersikap tegas dan punya prinsip dalam hidup,agar semua jadi bisa berjalan dengan baik,tapi tentunya dengan doa dan usaha. Seperti kami,selalu berusaha memberikan yang terbaik sesama teman,dan saling mendoakan yang terbaik untuk masing-masing.